Pages

Jumat, 18 Maret 2011

mewujudkan negeri yang baik


Kita mengharapkan bangsa ini menjadi bangsa yang makmur dan kokoh, menjadi bangsa yang baik tapi kenyataannya toh kita sendiri yang tidak baik, jadi bagaimana kita mengharapkan memiliki Negara yang benar-benar baik tapi kita sendiri sebagai masyarakatnya sendiri yang tidak baik. Keberhasilan suatu Negara sebenarnya bukan hanya pada pemerintah semata akan tetapi itu semua tergantung pula bagaimana kita memilih pemimpin yang baik untuk kita sendiri, bukankah seorang pemimpin di negeri ini rakyat yang memilih? Jadi bisa dikatakan rusaknya bangsa ini bukan semata-mata karena pemimpinnya tetapi juga salah kita sebagai rakyat yang memilih pemimpin yang tidak beres. Banyak kasus yang nyata di negeri ini tentang salahnya rakyat memilih pemimpin, padahal eh padahal kita udah tahu kalo orang itu gak layak jadi pemimpin tapi gara-gara disogok sama uang seratus dua ratus ribu udah pada ngidolain noh orang-orang berperut buncit onoh,apa-apan kita ini? Ada yang Cuma disodorin sama kaos tipis bergambar tampang cakep para kandidat pemimpin daerah para ibu dan bapak udah ga ragu lagi buat milih ntuh orang, ya ampun kita kebanyakan ga terlalu peduli sama bangsa kita ini, ini terbukti dari kita sendiri yang menutup mata sama masalah yang ada di negeri ini. Jangan kan kita lihat keseluruhan dari negeri ini, daerah kita ini aja kita ga peduli boro-noro ngurusin masalah negeri secara keseluruhan. Jalan kita pada ancur disana sini, apa lagi yang ada di gang-gang setiap perumahan udah pada gak bener lagi, jangankan pengguna kendaraan roda dua atau roda empat si pejalan kaki aja pada malas lewat jalan yang ada digang-gang yang ada di kota Bengkulu ini, aduh pak jabat, anak pak jabat atau siapapun yang kenal pak jabat tolongin benerin jalan-jalan yang ada di kota Bengkulu ini, emang yang benerin jalan ini bukan para pejabat karena gak mungkin pejabat turun kejalan benerin jalan tapi para pejabat usulin perbaikan jalan yah.
Kembali ke topic awal, banyak pelanggaran yang dilakukan oleh pemimpin kita seperti kasus korupsi, menggunakan wewenang seenaknya agar terpilih lagi jadi bupati, membangun sarana dan prasarana dengan anggaran daerah yang sangat besar akan tetapi hasilnya gak sesuai dengan dana yang dikucurkan segitu banyaknya. Tapi apa usaha kita? Yang memperjuangkan trasparasi di daerah ini hanya segelintir orang yang lainnya kemana? Apakah segitu cueknya dengan bangsa ini atau bahkan benar-benar tidak tahu dengan kasus yang beredar di masyarakat? Kalau iya, TERLALU…
Mau dibawa kemana bangsa ini kalau semua orang mengikuti permainan para pejabat yang tidak baik hati itu, pejabat mengatakan” kalau anda mau jadi PNS Rp.100 juta”, lantas kita menjawab” okelah kalau begitu”, ckckck benar-benar terjebak oleh permainan orang yang berkuasa, coba kita oaring-orang Bengkulu ini sepakat mengatakan tidak untuk sogok-menyogok, pasti gak bakalan ada yang namanya PNS bayar, sebenarnya mentalitas seperti itu adalah mentalitas pecundang yang mau cari aman dalam hidup ini. Kasihan orang-orang miskin yang gak bakalan cicipin jadi yang namanya PNS, kasihan negeri ini bila sistematikanya masih seperti itu. Pnter bodoh sama aja, jadi wajar saja kalau semangat para pelajar dan mahasiswa menurun dalam belajar karena bisa dikatakan factor itu tadi, toh buat jadi PNS yang dibutuhin saingan duit sama jaringan dengan para pemimpin bukan saingan otak. Tapi tenang aja kita hidup kan bukan semata-mata buat jadi PNS banyak pekerjaan lain dimuka bumi ini YANG PENTING HALAL. Yah kurang lebih seperti itulah gonjang-ganjing di negeri ini, saya bukan orang hebat yang berusaha mengkritiki masalah bangsa ini yang bejibun, anda semua lebih tahu masalah dan realita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar