Wanita merupakan benteng utama dalam keluarga. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dimulai dari peran perempuan dalam memberikan pendidikan kepada anaknya sebagai generasi penerus bangsa. Pertumbuhan suatu generasi pertama kali berada di buaian para ibu, maka mau tak mau peran seorang wanita dalam perbaikan kualitas mental bangsa ada ditangan para wanita.Untuk menjadikan salah seorang penerus bangsa yang memiliki mentalitas yang berkualitas dimata bangsa dan agama, maka sebagai agen perubahan tersebut seorang wanita juga harus memiliki mentalitas yang berkualitas yang mampu mengubah dunia dengan pola pikir dan cara pengasuhannya kepada anak-anaknya.
Karakter yang sangat penting yang harus dimiliki seorang wanita adalah bertanggung jawab, seorang ibu yang bertanggung jawab, tidak akan mungkin menelantarkan kegiatan rumah tangganya hanya demi popularitasnya semata, kebanyakan dari kaum wanita mengatakan emansipasi wanita sebagai salah satu dalih mereka meninggalkan kegiatan dalam pengasuhan mereka, mereka lebih asyik bergelut dalam dunia kerjanya yang akan mengambungkan popularitasnya, pundi-pundi kantongnya yang tak lain untuk meningkatkan kesejahteraan keluarnya sendiri. Wanita karirlah intinya.
Tapi ada yang lebih menganehkan lagi, ada juga ibu-ibu yang tinggal di rumah akan tetapi mereka juga tidak terlalu memperhatikan perkembangan anak-anaknya, kecapekan mengurus rumah dalihnya, halaah problematika ibu rumah tangga banget itu.
Nah seorang ibu seharusnya harus memiliki mentalitas sebagai pendidik, walaupun seorang perempuan itu berprofesi sebagai pedagang mau tak mau ia harus berperan sebagai pendidik bagi anak-anak, kegiatan mendidik yang dilakukan di rumah tidak sama persis seperti kegiatan mengajar yang ada di sekolah-sekolah. Bedanya, ya kalau guru yang mengajar di sekolah-sekolah harus bergelarkan sarjana pendidikan dulu baru bisa mengajar, sebaliknya tidak mesti menjadi sarjana pendidikan dulu baru bisa mendidik anak-anaknya, hadooh kayaknya saya jadi ngomongin cara pengasuhan anak, kayak pengalaman aja, nah jadi intinya seperti ini.
Untuk menghasilkan anak-anak yang berkualitas maka harus dimulai dari 20 tahun pertama dalam rentan kehidupan anak tersebut, dengan kata lain, untuk dapat mencetak para penerus bangsa yang memiliki akhlak yang baik dimulai dari kita terlebih dahulu, apalagi kita selaku calon pendidik yang berperan di dua tempat sekaligus, rumah dan sekolah, otomatis kita akan menjadi contoh disetiap tempat, kalau kita tidak memulai dari sekarang untuk meninggalkan aktivitas-aktivitas yang buruk, seperti jam karet, nyontek, malas ini-malas itu, kapan lagi kita berubah? Terlebih lagi sebagai seorang wanita kita tidak boleh melupakan eksensinya seorang ibu, banyak orang yang berpendapat bahwa menjadi wanita karir adalah tujuan hidup, jangan sampai kita salah mengartikan bahwa emansipasi wanita sebagai alat untuk lepas dari tanggung jawab sebagai seorang ibu, kita harus sadar setinggi apapun profesi kita pada hakikatnya menjadi seorang ibu adalah profesi yang paling mahal harganya.
Kebanyakan dari kaum wanita sekarang melupakan peranannya dalam mendidik anak, banyak yang beranggapan menjadi ibu rumah tangga adalah alternatif terakhir dalam jalan hidupnya, akan tetapi sebagai seorang wanita seharusnya menyadari bahwa berkarir adalah salah satu kegiatan sambilan dalam mendidik anak-anaknya, tidak salahnya berkarir di luar rumah akan tetapi juga harus menyadari pentingnya mendidik anak di rumah, jadi jangan sampai wanita-wanita indonesia menjadi wanita karir yang berumah tangga, akan tetapi jadilah ibu rumah tangga yang berkarir, sehingga dapat lebih memfokuskan diri pada kegiatan pendidikan keluarga. Karakter seperti itulah yang harus dimiliki oleh para wanita sebagai agen perubahan peningkatan karakter bangsa, khususnya penerus bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar